Kamis, 18 Oktober 2018

cara olah diri



Manusia titah Tuhan
            Sebagian besar dari manusia di dunia pada jaman kebodohan ini lebih mengenal teman, lingkungan dan keadaan yang ada tetapi tidak mengenal dirinya sendiri, padahal manusia yang baik adalah manusia yang lebih dahulu mengenal siapa, apa, bagaimana dirinya sendiri sebelum menilai atau mengenal manusia lain. Bapak pendidikan nasional Indonesia pernah mengatakan pada tulisan yang dirangkum menjadi buku dengan kata “manusia sebagai titah Tuhan” mengapa demikian? Ki Hajar menjelaskan bahwa keberadaan Tuhan bergantung pada keberadaan Manusia itu sendiri, maksudnya Tuhan telah menciptakan alam dan seisinya berserta fungsi-fungsinya untuk dimanfaatkan oleh penghuni alam dunia khususnya pemimpin di bumi, yaitu manusia.
            Berbicara tentang pendidikan, konsep pendidikan yang dirancang akhir-akhir ini sedikit berbeda dengan konsep yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara, pada konsep pendidikan akhir-akhir ini mendikotomikan pendidikan jasmani dan rohani, berbeda dengan konsep yang dirumus oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan olahraga itu dijadikan satu antara olah raga dan olah jiwa, karena raga dan jiwa (sukma) tidak bisa dipisahkan bagaikan dua sisi koin. Jiwa yang sehat pasti akan menjadikan raga yang kuat, begitu juga sebaliknya, jiwa yang kuat akan menuntun pada jiwa yang sehat.
            Untuk mencapaikan kebaikan, kebenaran serta memposisikan diri manusia dan Tuhan Gus Aniq merumuskan cara mengenal Tuhan yang susunannya antara lain:
1.      Dzat.
Yang dimaksud dzat adalah manusia merupakan esensi diri manusia terhadap Tuhan. Manusia adalah manifestasi atau tajalli dari tuhan, manusia sebagai dzat tankinoyo koyo opo, manusia sebagai dzat tankinoyo koyo ngopo, manusia sebagai dzat tankinoyo koyo sopo. Maksudnya adalah setiap apa yang dilakukan oleh manusia esensinya cerminan dari Tuhan itu sendiri. Oleh karena itu hendaknya manusia dalam setiap apa yang dilakukakn dan katakan bercerminlah bahwa seakan-akan dirinya adalah Tuhan.  Jadi, bisa dismpulkan bahwa semakin mengenal  wujud dari Tuhan semakin tidak bisa, maka terhadap Tuhan melalui apa yang sudah diciptakan
2.      Sifat.
Maksud dari sifat ini adalah manusia sebagai substansi dari manusia itu sendiri, sebagai contoh manusia substansi hidup didunia adalah pemimpin, sebaik baiknya pemimpin adalah yang mengatur dirinya sendiri serta lingkungan, maka harus mempunyai sifat yang mana telah Tuhan berikan nama-nama sifat Tuhan kedalam cerminan diri manusia. Manusia hendaknya memiliki sifat –sifat dari nama-nama Tuhan karena Tuhan menitipkan nama-nama sifat kedalam diri manusia
3.      Asma.
Maksud dari Asma ini adalah realitas, bahwa manusia realitas keadaannya adlah tidak hanya mencakup nama dari manusia itu sendiri beserta artinya, namun siapa saja yang  membantu proses dalam merealisasikan hidup dan kehidupan manusia itu sendiri. Contohnya adalah keluarga, teman, alam, dan lingungan yang lain.
4.      Af’al.
Maksud dari Af’al ini adalah tindakan yang dilakukan oleh diri manusia itu sendiri atau pengaplikasian diri terhadap asma dan sifat yang dimiliki oleh manusia.
Maka untuk dapat memahami dan mengaplikasikan makna dari ciri kemerdekaan harus terlebih dahulu mengenal diri sendiri sebagai bagian dari substansi ciri itu, permaknaan dari kata diri yang terdiri dari dzat(esensi), Sifat (Substansi), Asma (Realitas). Af’al (Aksi/tindakn) – Arb, 2018

Selasa, 02 Oktober 2018

Sepenggal Kebebasan Ki Hajar Dewantara

 Kebebasan adalah kesadaran untuk mengetahui dan memahami batasan - batasan, batasan - batasan dalam internasional seperti HAM,peraturan Internasional ,dari hasil konvrensi internasional  yang di sepakati bersama, mengatur semua aspek kehidupan internasioal yang bertujuan untuk menjaga ketertiban internasional.
 Di dalam negara Indonesia juga di atur beberapa aspek dalam perundang - undangan,yang di dasari dari pembukan UUD 1945,dan Ideologi Indonesia, untuk mengatur ,dan menertibkan dalam bernegara agar tercapai ketertiban bersama.
 Jadi peraturan tertulis maupun tidak tertulis itu bukan bertujuan membukam kebebasan tapi mengatur cara memunculkan gagasan yang liar dan mengkaji ulang gagasan tersebut untuk mengetahui atau memahami batasan kebebasan yang berlaku, sehingga dalam berprilaku tidak melewati kaidah - kaidah yang diinginkan oleh para pendahulu bangsa ini.
Kebebasan dalam pendidikan adalah kesadaran berpendidikan nasional,  menurut Ki Hajar Dewantoro ada 3 poin kemerdekan (kebebasan).
1. berdiri sendiri ,maksudnya pendidikan itu berdiri sendiri sewajarnya siswa untuk mencari ilmu sesuai dengan kebutuhan tanpa adanya pola asuh yang mengatur secara memaksa berlabel kurikulum, karena ilmu adalah sesuatu yang dapat dipelajari memiliki metode serta sebab yang logis dan dapat di terapkan.
2. tidak tergantung orang lain, setiap manusi memilik cara dan penyelesaian masalah sendiri - sendiri, jadi setiap manusia memiliki pengetahuan masing - masing, namun pengetahuan itu bukanlah ilmu karena pengetahuan bersifat gaib maksudnya tidak bisa di jelaskan secara terperinci,karena menganut kebiasan sehari- hari.
namun yang di maksud Ki Hajar Dewantoro bukan masal personal siswa atau guru namun cara membuat pendidikan yang berdiri sendiri tanpa terkait oleh instansi - instrasi dan golongan - golongan kelompok yang akhirnya akan membuat suatu tujuan kepentingannya dalam pendidikan.
3. Dapat mengatur dirinya sendiri,hal ini seperti yang sudah di jelaskan di atas tentang kemerdekan atau kebebasan di atas.
sehingga Ki Hajar Dewantoro memiliki semboyan "ING NGARSA SUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI" yang  berarti di depan saya menberi tauladan, di tengah - tengah memberi semangat, di belakang memberikan dorongan motivasi.
 Jadi seorang pendidik harus memegang teguh 3 poin kemerdekaan dan 3 poin semboyan Ki Hajar Dewantara karena beliau adalah Pahlawan pendidikan di Indonesia sebagai panutannya.

Link filsafat pendidikan 7B pertemuan ke 2 : 
1. Nama: isna zulfa (15120265)
2. Amalia Ayu Lestari (15120065)
3. ika sofiana 15120299 http://ikasofiana97.blogspot.com/?m=1
4. Nofiana Ulfa (15120055)
6. Anita Tri Yuniarti (15120247)
7. Afif Zaenal (15120096)
8.azzah nurlaela (15120245)
9. Suci Yulianti Lestari (15120379)
10. Feby Rohma Awalia (15120093)
11. Angilia Herli Lutfiyani (15120088)
12. Risha Ardhanty (15120079) 
14. Bayu kurniawan (15120057)
15. Abu Rizal Bakri (15120482)
16. Muhammad khoirul ulum 15120248
17. Nida Nur Fauziyyah (15120094)
18. Ika Arum Pujiastuti (15120268)
19. Dita Ihsaniah Putri (15120069)
22. Ardhita Dian Aslami (15120350)
26. Irma Anggraeni Aida (15120074)
27. Ahmad gofur 
28. Dodi yugantara
31. Nur Novianti 15120051